Kamis, 09 April 2015

Jual Karbon Aktif Surabaya - Harga Karbon Aktif Di Surabaya

Jual Karbon Aktif Surabaya - Harga Karbon Aktif Di Surabaya

BAHAN-BAHAN KIMIA AKTIVASI KARBON AKTIF
    Kapasitas penjerapan (adsorpsi) suatu karbon aktif bergantung pada parameter tertentu, salah satunya adalah aktivasi karbon aktif menggunakan bahan kimia (secara kimiawi). Proses aktivasi  adalah proses perlakuan panas dengan jumlah oksigen yang sangat terbatas (pirolisis) terhadap produk karbon. Proses aktivasi ini menyebabkan terjadinya pelepasan hidrokarbon, tar dan senyawa organik yang masih melekat pada karbon hasil karbonisasi. Menurut Sontheimer, 1985  pada proses aktivasi terjadi pembentukan pori-pori yang masih tertutup dan peningkatan ukuran serta jumlah pori-pori kecil yang telah terbentuk. Dengan demikian karbon aktif hasil aktivasi memiliki luas permukaan internal yang lebih besar. Karbon hasil aktivasi disebut juga dengan karbon aktif.
Proses aktivasi merupakan proses yang terpenting karena sangat menentukan kualitas karbon aktif yang dihasilkan baik luas area permukan maupun daya adsorpsinya. Aktivasi kimia biasanya digunakan untuk bahan dasar yang mengandung sellulosa dan menggabungkan antara tahap karbonisasi dan tahap aktivasi. Zat kimia yang dapat mendehidrasi seperti phosforic acid (H3PO4) atau KOH ditambahkan ke bahan dasar pada temperatur yang telah dinaikkan. Produk ini kemudian akan mengalami pirolisis termal yang mendegradasi selulosa lalu didinginkan dan terakhir agen aktivasinya diekstraksi. Biasanya hasil proses ini adalah karbon aktif bubuk densitas rendah. Aktivasi kimia ini bertujuan mengurangi pembentukan pengotor  dan produk samping dengan cara merendam bahan mentah dalam senyawa kimia. Menurut Yang  dkk, (2003) proses aktivasi kimia dilakukan pada temperatur 500-900 oC dan activating agent yang digunakan bervariasi seperti phosphoric acid, zinc chloride, potassium sulfide, KOH dan NaOH.
    Selain bahan kimia tersebut, bahan baku yang digunakan untuk proses aktivasi antaralain seperti, ZnCl2, HCl, H2SO4, CaCl2, K2S, NaCl, dan lain-lain. (Juliandini dan Trihadiningrum, 2008). Arang aktif mengandung unsur selain karbon yang terikat secara kimiawi, yaitu hidrogen dan oksigen. Kedua unsur tersebut berasal dari bahan baku yang tertinggal akibat tidak sempurnanya karbonisasi atau dapat juga terjadi ikatan pada proses aktivasi. Adanya hidrogen dan oksigen mempunyai pengaruh yang besar pada sifat-sifat karbon aktif. Unsur unsur ini berkombinasi dengan unsur-unsur atom karbon membentuk gugus fungsional misalnya: gugus karboksilat, gugus hidroksifenol, gugus kuinon tipe karbonil, gugus normalakton, lakton tipe flueresence, asam karboksilat anhidrida dan peroksida siklis.
    Bila karbon aktif sudah jenuh dengan uap bahan kimia atau warna yang diserap, maka uap itu lalu didorong keluar dengan uap pemanas, dikondensasi dan dikumpulkan lagi, atau warna yang diserap itu dapat dimusnahkan dan karbonnya dapat digunakan kembali. Contoh proses ini yang paling tua, dengan menggunakan karbon dekolorisasi yang disebut arang tulang (bone char), atau jelaga tulang (bone black). Bahan ini terdiri dari 10 % karbon yang diendapkan diatas rangka trikalsium fosfat dan dibuat dari tulang yang sudah bebas lemak yang dikarbonisasi di dalam retor pada suhu 750 sampai 950 oC. Suatu proses baru untuk regenerasi karbon aktif adalah suspensi atomisasi (atomized suspension) yang menyangkut pembuatan bubur dari serbuk karbon bekas pakai dengan air dan mengatomisasikan bubur itu di dalam ruang bebas oksigen dan memanaskannya sampai suhu diatas 650 oC agar pengotor ? pengotor yang terserap terpirolisis.
    Proses aktivasi seng (II) klorida (ZnCl2) atau  phosporic acid (H3PO4)  yang ditambahkan  ke  bahan  dasa karbon aktifr  pada  temperatur  yang  telah  dinaikkan dapat mendegradasi kandungan organic pada permukaan karbon aktif.  Karbon  aktif  yang  diproduksi  dengan  cara  ini adalah  karbon  aktif  serbuk  dengan  densitas  rendah,  tanpa  proses  treatmentyang  khusus,  mempunyai  proporsi  pori-pori  kecil  yang  rendah,  sehingga membuat kurang cocok digunakan pada proses penghilangan  micropollutants dan  zat-zat  yang  menyebabkan  bau  tidak  sedap.  Masalah  yang  timbul  jika menggunakan  H3PO4  sebagai  zat  kimia  yang  dapat  mendehidrasi  adalah diperlukannya  proses  tambahan  yaitu  leaching  ion  phospat  dari  karbon. Aktivasi kimiawi ini bertujuan mengurangi pembentukan pengotor dan produk samping dengan cara merendam bahan mentah (contoh: kayu) dalam senyawa aktivasi kimiawi , contohnya senyawa: asam sulfat.